Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu
klausa. Misalnya :
(a)
Dia akan pergi
(b)
Kamu mahasiswa Unnes
1.1
Kalimat berpredikat verbal
Kamilat yang berpredikat verba
dibagi menjadi tiga macam : (1) kalimat taktransitif, (2) kalimat ekatransitif,
dan (3) kalimat dwitransitif.
1.1.1
Kalimat Tak Transitif
Kalimat yang tak berobjek dan tak
berpelengkap, hanya memiliki dua unsure fungsi wajib, yakni subjek dan
predikat. Contoh:
(c)
Bu Camat sedang
berbelanja
(d) Pak
Halim belum datang
1.1.2
Kalimat Ekatransitif
Kalimat yang berobjek dan tidak
berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat, dan objek.
Dalam kalimat aktif urutan kata dalam kalimat ekatransitif adalah subjek,
predikat, dan objek, tentu saja ada unsur tak wajib Contoh:
(e)
Pemerintah akan
memasok semua kebutuhan lebaran
(f)
Dia memberangkatkan
kereta api itu terlalu cepat
1.1.3
Kalimat Dwitransitif
Dalam bentuk aktif, verba transitif
secara semantis mengungkapkan hubungan tiga maujud. Dalam kalimat dwitransitif
maujud itu masing-masing adalah subjek, objek dan pelengkap, contoh:
(g)
Ida sedang mencarikan adiknya pekerjaaan
Pada kalimat (g) ada dua nomina yang
terletak di belakang verba predikat, kedua nomina itu masing-masing berfungsi
sebagai objek dan pelengkap. Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di
belakang verba, tanpa preposisi dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif.
1.1.4
Kalimat Pasif
Pemasifan dalam bahasa Indonesia
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (1) menggunakan verba prefiks di-, dan (2) menggunakan verba tanpa
prefiks di-. Cara yang digunakan
dalam penmebtukan kalimat pasif:
1)
Cara Pertama
a.
Pertukarkanlah S dengan O
b.
Gantilah prefiks meng- dengan di- pada P.
c.
Tambahkanlah kata oleh di muka unsure yang tadinya S
Pak Toha
mengangkat asisten baru
Seorang asisten
baru diangkat Pak Toha
2)
Cara Kedua
a.
Pindahkan O ke awal kalimat
b.
Tinggalkan prefiks meng- pada P.
c.
Pindahkan S ke tempat yang tepat sebelum verba
Saya sudah
mencuci mobil itu
Mobil itu sudah
saya cuci
1.2
Kalimat Berpredikat Adjektival
Predikat kalimat dalam bahasa
Indonesia dapat pula berupa adjektiva atau frasa adjektival seperti terlihat
pada contoh berikut :
(h)
Ayahnya sakit
(i)
Pernyataan orang itu benar
1.3
Kalimat Berpredikat Nominal
Dalam bahasa Indonesia ada macam
kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronomina) atau frasa
nominal. Dengan demikian, kedua nomina atau frasa nominal yang dijejerkan dapat
membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi. Syarat
untuk kedua unsur itu penting karena jika tidak dipenuhi, maka jejeran nomina
tadi tidak akan membentuk kalimat. Contoh :
(j)
Buku itu cetakan
Bandung
1.4
Kalimat Berpredikat Numeral
Ada pula kalimat yang prredikatnya
berupa frasa numeral, contoh:
(k)
Anaknya banyak
(l)
Uangnya hanya
sedikit
1.5
Kalimat berpredikat Frasa Preposisional
Predikat kalimat dalam bahasa
Indonesia dapat pula berupa frasa preposisional, contoh :
(m) Ibu
sedang ke pasar
(n)
Mereka ke
rumah kemarin
2. Kalimat Dilihat dari Bentuk Sintaksis
Jika dilihat dari bentuk
sintaksisnya, kalimat dapat dibagi atas (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat
interogatif, (3) kalimat imperatif, dan (4) kalimat eksklamatif.
2.1
Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif juga dikenal
sebagai kalimat berita, dalam pemakaian bahasa bentuk kalimat deklaratif umumnya
digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya
merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya. Kalimat berita dapat berupa
bentuk kalimat apa saja asalkan isinya merupakan pemberitaan. Contoh :
(o)
Tadi pagi ada tabrakan mobil di dekat Monas
(p)
Saya lihat ada bus masuk Ciliwug tadi pagi
2.2
Kalimat Imperatif
Perintah atau suruhan dan permintaan
jika ditinjau dari isinya, dapat diperinci menjadi enam golongan:
1)
Perintah atau suruhan jika pembicara menyuruh
lawan bicaranya
2)
Perintah halus
3)
Permohonan
4)
Ajakan
5)
Larangan atau perintah negatif
6)
Pembiaran
2.2.1
Kalimat Imperatif Taktransitif
Kalimat imperative taktransitif dibentuk dari kalimat
deklaratif (taktransitif) yang dapat berpredikat dasar, frasa adjektival, dan
frasa verbal yang berprefiks ber- atau
meng- ataupun frasa preposisional.
Contoh:
(q)
Engkau masuk!
(r)
Tenang!
2.2.2
Kalimat Imperatif Transitif
Kalimat imperatif yang berpredikat verba transitif
mirip dengan konstruksi kalimat deklaratif pasif. Petunjuk bahwa verba kalimat
dapat dianggap berbentuk pasif adalah kenyataan bahwa lawan bicara yang dalam
kalimat deklaratif berfungsi sebagai subjek pelaku menjadi pelengkap pelaku,
sedangkan objek sasaran dalam kalimat deklaratif menjadi subjek sasarandalam
kalimat imperative, contoh:
(s)
Carilah pekerjaan apa saja!
(t)
Belikanlah adikmu sepatu baru!
2.2.3
Kalimat Imperatif Halus
Ada sejumlah kata yang digunakan untuk menghaluskan
isi kalimat imperative, seperti kata tolong,
coba, silakan, sudilah, dan kiranya. Contoh
:
(u)
Tolong kirimkan
kontrak ini.
(v)
Silakan ke
situ dulu.
2.2.4
Kalimat Imperatif Permintaan
Kalimat imperative juga dapat digunakan untuk
mengungkapkan permintaan, kalimat seperti itu ditandai dengan kata mohon atau minta. Subjek pelaku kalimat imperatif permintaan adalah pembicara
yang sering tidak dimunculkan, contoh:
(w) Minta perhatian, Saudara-saudara!
(x)
Mohon diterima
dengan baik.
2.2.5
Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan
Di dalam kalimat imperatif, ajakan dan harapan
tergolong kalimat yang biasanya didahului kata ayo(lah), mari(lah), harap, dan hendaknya.
Contoh:
(y)
Ayolah masuk!
(z)
Mari kita
makan.
2.2.6
Kalimat Imperatif Larangan
Kalimat imperative dapat bersifat larangan dengan
adanya jangan(lah), contoh:
(aa)
Jangan berangkat
hari ini.
(bb)
Janganlah
kau hiraukan tuduhannya.
2.2.7
Kalimat Imperatif Pembiaran
Yang juga termasuk golongan kalimat imperative ialah
pembiaran yang dinyatakan dengan kata biar(lah)
atau biarkan(lah). Sebetulnya
dapat diartikan bahwa kalimat itu menyuruh membiarkan supaya sesuatu terjadi
atau berlangsung. Dalam perkembangannya kemudian pembiaran berarti meminta izin
agar sesuatu jangan dihalangi, contoh:
(cc)
Biarlah saya
pergi dulu.
2.3
Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif juga dikenal dengan nama kalimat
Tanya, secara formal ditandai oleh kehadiran kata Tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana. Contoh :
(dd)
Apa dia istri Pak Ahmad?
2.4
Kalimat Eksklamatif
Kalimat eksklamatif juga dikenal sebagai kalimat seru,
secara formal ditandai dengan alangkah,
betapa, atau bukan main. Kalimat
eksklamatif juga disebut sebagai kalimat interjeksi biasa dinyatakan untuk
menyebut kekaguman atau heran.
3. Kalimat Tak Lengkap
Kalimat tak lengkap atau kalimat minor adalah kalimat
yang tidak ada subjek atau unsure predikatnya. Hal tersebut biasa terjadi di
dalam wacana karena unsur yang tidak muncul itu sudah diketaui pada kalimat
sebelumnya.
(ee)
Amir : Kamu tinggal di mana, Min?
Amin : Di kampung Melayu.
Bentuk Di
kampung Melayu sebenarnya merupakan bagian dari bentuk kalimat lengkap Saya tinggal di kampung Melayu.
4. Kalimat Inversi
Urutan fungsi dalam bahasa Indonesia boleh dikatakan
mengikuti pola: (a) subjek, (b) predikat, (c) objek (jika ada), dan (d)
pelengkap (jika ada). Kalimat inversi yakni kalimat yang urutannya terbalik,
umumnya mensyaratkan subjek yang tak terdefinit. Akan tetapi ada satu pola
kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatnya selalu mendahului subjek.
(ff) Ada
Tamu, pak.
0 komentar:
Poskan Komentar