Makna denotasi dan konotasi:
a. Makna dennotasi: makna dasar atau umum atau netral, atau makna kata atau kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna konseptual, makna lugas, atau makna objektif.
Contoh: Ayam itu sudah mati.
b. Makna konotasi: makna tambahan berupa nilai rasa tertentu baik positif maupun negatif.
Kesan baik
kesan buruk
Istri
bini
Meninggal
mati
Hamil
bunting
Contoh: Kakekku gugur dalam perang itu (positif), Pencuri itu mampus dihajar massa (negatif).
2.1.3 Makna lugas dan kias
a. Makna lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan (makna sebenarnya)
Contoh: Pria itu berbaju hijau (berwarna hijau).
b. Makna kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan sehingga membentuk ungkapan atau idiom, contoh: Gadis itu
masih hijau (masih muda).
2.1.4 Makna Kontekstual dan Makna Struktural
a. Makna structural, yakni makna yang dimiliki noleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat
Misalnya kata ayah dalam kalimat Ayah saya telah pergi ke kebun. Kata ayah bermakna “ orang tua laki-laki yang pergi ke kebun”
b. Makna kontekstrual, yakni makna yangt terkandung suatu kata yang keberadaan maknanya itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya.
Misalnya:
1. Pantas ia juara di kelasnya, karena ia anak rajin.
2. Betul-betul rajin kamu ini, nilai merahnya saja ada tiga.
Kalimat pertama, kata rajin bermakna giat, sedangkan pada kalimat kedua berarti malas.
3. Bentuk dan Hubungan Makna
¨ Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Ciri bahwa kata-kata itu bersinonim adalah kemampuannya
untuk menggantikan.
Contoh : Telah = sudah
Ceria = Cerah
¨ Antonim
Antonim adalah pertalian antara deua kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan atau bertentangan.
Contoh : mati >< sakit
¨ Homonim
Homonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : Bisa ular itu bisa mematikan manusia.
¨ Homofon
Homofon adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama pengucapanya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : Bang Wanto bekerja di bank swasta.
e. Homograf
Homograf adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama bentuk penulisannya, tetapi cara pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh : pejabat teras itu dudk di teras kantor.
f. Polisemi
Polisemi adalah gejala keragaman makna yang dimiliki oleh sebuah kata.
Polisemi terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh : Kepala jawatan itu berkepala botak.
g. Hipernim
Makna umum (superordinat).
Contoh : Unggas à itik
à ayam
à burung
h. Hiponim
Makna khusus (subordinat)
Contoh: Bunga à mawar
à melati
à kenanga
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut ini.
Pengucapan Penulisan Makna
Sinonim Berbeda
berbeda
sama
Antonim Berbeda
berbeda
bertentangan
Homonim Sama
sama
berbeda
Homograf
Berbeda
sama
berbeda
Homofon Sama
berbeda
berbeda
Polisemi
Sama
sama beragam
a. Makna dennotasi: makna dasar atau umum atau netral, atau makna kata atau kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal, apa adanya, dan tidak mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna konseptual, makna lugas, atau makna objektif.
Contoh: Ayam itu sudah mati.
b. Makna konotasi: makna tambahan berupa nilai rasa tertentu baik positif maupun negatif.
Kesan baik
kesan buruk
Istri
bini
Meninggal
mati
Hamil
bunting
Contoh: Kakekku gugur dalam perang itu (positif), Pencuri itu mampus dihajar massa (negatif).
2.1.3 Makna lugas dan kias
a. Makna lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan (makna sebenarnya)
Contoh: Pria itu berbaju hijau (berwarna hijau).
b. Makna kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang
bersangkutan sehingga membentuk ungkapan atau idiom, contoh: Gadis itu
masih hijau (masih muda).
2.1.4 Makna Kontekstual dan Makna Struktural
a. Makna structural, yakni makna yang dimiliki noleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat
Misalnya kata ayah dalam kalimat Ayah saya telah pergi ke kebun. Kata ayah bermakna “ orang tua laki-laki yang pergi ke kebun”
b. Makna kontekstrual, yakni makna yangt terkandung suatu kata yang keberadaan maknanya itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya.
Misalnya:
1. Pantas ia juara di kelasnya, karena ia anak rajin.
2. Betul-betul rajin kamu ini, nilai merahnya saja ada tiga.
Kalimat pertama, kata rajin bermakna giat, sedangkan pada kalimat kedua berarti malas.
3. Bentuk dan Hubungan Makna
¨ Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Ciri bahwa kata-kata itu bersinonim adalah kemampuannya
untuk menggantikan.
Contoh : Telah = sudah
Ceria = Cerah
¨ Antonim
Antonim adalah pertalian antara deua kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan atau bertentangan.
Contoh : mati >< sakit
¨ Homonim
Homonim adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh : Bisa ular itu bisa mematikan manusia.
¨ Homofon
Homofon adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama pengucapanya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh : Bang Wanto bekerja di bank swasta.
e. Homograf
Homograf adalah pertalian antara dua kata atau lebih yang sama bentuk penulisannya, tetapi cara pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh : pejabat teras itu dudk di teras kantor.
f. Polisemi
Polisemi adalah gejala keragaman makna yang dimiliki oleh sebuah kata.
Polisemi terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh : Kepala jawatan itu berkepala botak.
g. Hipernim
Makna umum (superordinat).
Contoh : Unggas à itik
à ayam
à burung
h. Hiponim
Makna khusus (subordinat)
Contoh: Bunga à mawar
à melati
à kenanga
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel berikut ini.
Pengucapan Penulisan Makna
Sinonim Berbeda
berbeda
sama
Antonim Berbeda
berbeda
bertentangan
Homonim Sama
sama
berbeda
Homograf
Berbeda
sama
berbeda
Homofon Sama
berbeda
berbeda
Polisemi
Sama
sama beragam
0 komentar:
Posting Komentar